Selasa, 17 September 2013

Tersenyumlah untuk impianmu

malam pekat menggigitku sangat buas dalam lamunan
bahkan rembulan kembali tertawa terbahak-bahak
melihatku merajuk seperti bocah meminta uang koin
angin malam bahkan menggiringku dalam angan

kepadanya  kabar gadis berkerudung biru tua
sembari bertanya-tanya di kesepian ini
dalam dinginnya malam aku terduduk manis di balkon tua itu
bagaimana keadaannya sekarang?

bagaimana kabar ibumu yang engkau hawatirkan selama ini ?
apakah masih saja murung seperti bulan-bulan kemarin?
atau masih saja merindukan anaknya yang sudah pergi?
jika aku di sana akan ku hibur kau agar tidak terus termenung berlama-lama hingga saat ini

lagi-lagi ku ingin menanyakannya, apakah engkau baik-baik saja di sana?
ku tahu, di dalam diamu dan senyumu itu ada saja resah yang selalu kau ceritakan
sengaja kau sembunyikan dan terus tersenyum kemudian berkata "tidak"
rupanya kau pandai sekali menyembunyikan resahmu itu

ditutupi dengan senyuman itu. "yah sudah tak apa"
bahkan ilalang di samping taman juga tak tau bahwa kau saat ini sedang bersedih
bagaimanapun engkau,aku hanya bisa merenung di tengah malam berteman cangkir teh tua 
hanya bisa berdoa agar kau selalu riang dan terus tersenyum untuk sebuah impian yang indah


0 komentar:

Posting Komentar