Senin, 27 Juli 2015

Terompah Merah Jambu

jika saja sebuah tanda tak lagi kau raih
atau lara di seberang pagi masih terus mengusik
menarik nafas panjang menawarkan pening juga rasa kagum kemarin
pada lidah sibuk berucap apa saja di penghujung sore

sepasang bola mata nakal menjuntaikan arah
mungkin saja mencarinya yang elok karena sore itu terlihat indah
kearah benda kecil nun lincah
pada terompah merah muda itu

duh gusti, apa yang nanti akan ku ucap, juga apa yang nanti ku tatap
atau diam saja memandangi pemilik teromopah merah jambu
melihatnya berkali-kali
mencuri pandang

seolah langit-langit atap tertawa riang
katanya aku ini konyol tak bermartabat
ah, biarkan saja, ocehannya tak berasa, maklum, dia hanya mahluk mati yang tak berasa
sudah ku bilang, nanti saja jika bus hijau pulang dan kami bicara panjang lebar


Jumat, 05 September 2014

Taman hijau

di balik perkebunan hijau di sebelah kiri lapangan
ku berjumpa lagi dengan pak tua itu
wajahnya keriput tak bisa mendongak ke atas
namun aku merasa heran,pak tua itu bersuara merdu
menyanyikan lagu gambang suling memegangi botol


ku tanya padanya lirih
"pak kemana anak istrimu?"
lalu menoleh ke arahku sepontan bilang;
"mereka sudah tidak ada nak..!"
aku bertanya lagi" memang pergi kemana pak?"
namun pak tua hanya menggeleng pelan, berkata dengan nada lirih
"anak istriku sudah meninggal ,yang menemaniku hanya pakaian ini."sambil menunjuk ke baju lusuhnya
lalu pak tua tersedu-sedang dan berbicara lirih padaku
dia hanya bilang "kalau takdir sudah berkehendak, manusia seperti kita tidak bisa apa-apa nak"
aku hanya menlamun mendengar keluh pak tua tadi sambil mendongak ke langit
sembari berkata dalam hati
hidup ini memang penuh misteri, terkadang aku terheran-heran dengan realita yang ada
sampai ada juga perampok yang menyedekahkan hasil curiannya ke anak yatim
namun yang benar tetap harus di pertahankan.

Jumat, 07 Maret 2014

Titik sepi

Di titik sepi di ujung gelap yang tak tampak
Bayangmu terlukis dalam angan di atas layung hitam
Wajah sayu merona seolah memanggil namaku dan berkata" pulanglah sayang, aku menunggmu"
Taukah kau sapaanmu di malam kemarin masih saja membekas di langit-langit kamarku
Ah andai saja malam ini aku memimpikanmu lagi
mungkin sudah bercakap-cakap lama

Bahkan sampai pagi datang
ah sudahlah, itu hanya igauan saja, sama seperti angin pagi ini
lalu semuanya sirna di lahap kesunyian
taukah kau, aku termenung di tengah keramaian celotehan bangsa sini
hanya secangkir kopi temani malam-malamku
langit-langit kembali malukus wajahmu yang berhias senyuman

tiba-tiba otaku membeku
Badanku menggigil,keningku terasa panas
Udara di luar sana sangat dingin
angin bertiup kencang sekali
Sambil memandang langit-langit kamar
Aku hanya berkata
"kenapa aku ini?"
#Yang tersendiri

Minggu, 06 Oktober 2013

Senja

sang senja mulai turun
ternyata ada yang sedang bergembira
hanya saja gembira kemudian senyap lalu membisu
atau gembira hanya di hati saja

ku melihatnya melangkah terburu-buru sembari tersenyum
ah aku ini bagaimana ?

melihat keindahan di antara keindahan
dan aku hanya terpaku sendiri
lalu ku usap wajahku dengan telapak tangan
ku ucap istighfar
di tengah-tengah bacaanku tiba-tiba hati ini berdetak kencang sekali
apakah ini adalah dusta yang di di balut oleh keindahan yang membuatku fana?

oh tuhanku,akupun tak tau antara fana atau dosa
aku tak lagi berdiam diri di situ,meneruskan langkah yang terhenti
terimakasih senja.

Selasa, 17 September 2013

Tersenyumlah untuk impianmu

malam pekat menggigitku sangat buas dalam lamunan
bahkan rembulan kembali tertawa terbahak-bahak
melihatku merajuk seperti bocah meminta uang koin
angin malam bahkan menggiringku dalam angan

kepadanya  kabar gadis berkerudung biru tua
sembari bertanya-tanya di kesepian ini
dalam dinginnya malam aku terduduk manis di balkon tua itu
bagaimana keadaannya sekarang?

bagaimana kabar ibumu yang engkau hawatirkan selama ini ?
apakah masih saja murung seperti bulan-bulan kemarin?
atau masih saja merindukan anaknya yang sudah pergi?
jika aku di sana akan ku hibur kau agar tidak terus termenung berlama-lama hingga saat ini

lagi-lagi ku ingin menanyakannya, apakah engkau baik-baik saja di sana?
ku tahu, di dalam diamu dan senyumu itu ada saja resah yang selalu kau ceritakan
sengaja kau sembunyikan dan terus tersenyum kemudian berkata "tidak"
rupanya kau pandai sekali menyembunyikan resahmu itu

ditutupi dengan senyuman itu. "yah sudah tak apa"
bahkan ilalang di samping taman juga tak tau bahwa kau saat ini sedang bersedih
bagaimanapun engkau,aku hanya bisa merenung di tengah malam berteman cangkir teh tua 
hanya bisa berdoa agar kau selalu riang dan terus tersenyum untuk sebuah impian yang indah


Selasa, 25 Juni 2013

Rindu dan Impian

tak usah berlama-lama kau kucurkan cinta itu
bahkan saat ini aku ragu antara merindu dan menggetir
ah,rasanya memikirkan hal ini sama saja dengan mengelabui burung pipit yang hinggap di atas dahan kurma
aku sendiri tertawa lalu tersenyum sendiri di pojok benteng salahuddin
hahaha

wajahku meringis-ringis tertawa
namun kenapa tiba-tiba air mataku meleleh?
sambil tersandar di dinding benteng, aku terduduk melamun lama sekali
ah, kau ini hanya menghabiskan waktu saja.

kata-kata barusan melintas-lintas di otaku
namun hatiku menjawab, aku tak henti-hentinya memikirkannya
andai bisa langsung ku lihat dalam mimpi
pasti saja aku sudah tertidur pulas dan aku menemuimu di mimpiku

sial aku tidak bisa mengatur mimpiku sendiri
ah sudahlah, biarkan kisah cintaku mengalir indah
semuanya sudah di atur, kenapa kau takut kawan
relakan saja semuanya
aku yakin selama ini dia juga merindukanku
namun ini hanya firasatmu saja yang meraung-raung manja.

Kamis, 23 Mei 2013

Rembulan Yang Tertawa

Rembulan hari selasa kemarin menjadi-jadi dengan menjejaliku sesuap sinar
kapan lagi senyumanmu bisa kembali ku lihat
sedangkan kau masuk pintuku saja tidak mau
padahal sudah ku tunggu senyuman itu di kursi panjang sambil membaca brita hari ini

berita orang duka, berita orang girang, berita orang galau, berita dan berita
namun beritamu tak tampak padaku malam itu
aku ingin sekali bernyanyi untuk rembulan agar kau mendengarnya di sana
namun tiba-tiba suaraku sumbang dan batuk berdahak-dahak

sang rembulan tertawa
aku malu pada malam itu
lolong malam mencibir
ingin sekali ku mendendangakan lagu cinta bersamamu walau suaraku sumbang
rasanya indah sekali jika menyanyikan lagu demi lagu
syair demi syair agar rembulan tidak menertawakanku lagi
karena ada dirimu di sampingku

kalausaja banyak kisah tentang negri ini yang kau tak tahu
sampai pagi pun tak apa ku bercerita kisah-kisah sang sultan dan sultanah
berkisah para pujangga yang kenyang dengan anggur raja
kisah seribu satu malam atau bercerita tentang apa saja.
asalkan kau tetap tersenyum manis di sampingku sayang.

aku yang saat ini terlena dengan pesonamu shofiya
meronta-ronta karna merindu, meradang sehingga apa saja ku teguk dan ku lahap
aku kering rindu, aku meradang sepi

tenangkanlah aku sayang
tenangkanlah aku dengan senyumanmu,tenangkanlah aku dengan pesonamu
tenangkanlah aku dengan candamu,tenangkanlah aku dengan manjamu
tenangkanlah aku dengan sikap lembutmu,tenangkanlah aku dengan bacaan ayat-ayat suci yang kau baca setiap menjelang maghib
tenangkanlah.................

bagaimana mungkin aku mengerti cerita-cerita negri ini
cerita cinta amru qoish,laila majnun,zuher bin abi sulma
sedagkan aku hanya mengetahuinya saja tanpa bisa berbagi cerita denganmu
seolah cerita indah itu hampa dan tanpa makna
seolah cerita cinta itu hanya di tulisan saja

aku ingin kau di sampingku sambil mendengarkan kisah-kisah indah
dan kau sandarkan kepalamu di bahuku.
karna bersamamu aku berani bermimipi shofia..............


                                                                                                                                  kairo,23 mei 2013